Menu

Thursday, November 21, 2013

Anak dan Teknologinya



 Pak Wiwiet (ICT teacher)





 Selamat datang di era baru, era teknologi informasi dan internet. Era di mana segara informasi bisa diakses dengan jari dan era di mana jarak spasial menjadi nisbi. Dengan anak-anak kita sebagai penduduk aslinya, dan kita – para orang tua – tidak lebih dari sekedar migran.

Penduduk asli? Ya, anak-anak kita (mulai dari balita hingga masuk remaja) adalah para buah hati dunia yang tumbuh dan berkembang dalam atmosfer teknologi informasi (TI) dan internet. Meraka sangat compound dan versatile mengadaptasi setiap perubahan atau penemuan baru yang terkait dengan TI. Tidak percaya? Bandingkanlah dengan diri kita. Pada umur berapa kita baru mengenal internet? Lalu komparasikan dengan anak/adik kita saat mereka pertama kali bersentuhan dengan teknologi tersebut.

Karenanya lah kita ‘hanya’ disebut sebagai migran dalam era ini. Kemampuan kita mengadaptasi temuan-temuan inovasi mutakhir karena kecerdasan kognitif kita. Tapi tidak dengan para si kecil. Mereka gape dengan teknologi bukan hanya karena mereka pintar, melainkan juga karena mereka terbiasa dengan hal tersebut. Mereka akan menghabiskan hidup mereka bergelut dengan TI jauh lebih banyak ketimbang kita.

Inilah silent revolution yang akan mengubah cara pandang masyarakat dunia, setelah revolusi industri. Dan sama seperti setiap perubahan, tentu ada sisi positif dan negatif dari hal ini. Mari kita buang jauh-jauh pemikiran bahwa untuk melindungi anak-anak kita, maka kita harus memproteksi mereka kuat-kuat dengan cara menjauhkan mereka dari TI dan internet. Keliru. Lebih bijak seleksi ketimbang proteksi.

Ketimbang melarang anak mengakses internet ataupun memegang gadget, yang justru akan lebih memicu rasa ingin tahu anak, alangkah lebih baiknya jika kita mulai menguatkan pemahaman mereka tentang hal tersebut. Ajarkan dengan jelas, tegas, dan beralasan mana yang play do dan mana yang play don’t. Kita ajarkan kepada anak, informasi mana yang boleh mereka dapatkan dan informasi mana yang harus mereka hindari jauh-jauh. Dan terangkan kepada mereka alasannya. Berikan keadilan bagi mereka untuk mengetahui alasan kenapa dilarang. Percayalah, anak akan lebih mudah menerima alasan ketimbang harus mematuhi tanpa penjelasan.

Maka, ayah, bunda, kakak, om, dan tante sekalian. Tidak perlu risau jika anak-anak fasih sekali memegang teknologi. Tetapi jangan bangga jika anak anda terbiasa membuka internet sendirian. Tetap konsisten mendorong anak untuk mengambil manfaat-manfaat positif yang tak terhingga dari TI dan internet. Sama seperti ketika orang tua kita tidak pernah berputus asa mendorong kita untuk memakan sayuran atau membaca buku pengetahuan.
Chibi Giant Man